
Saat pertama kali melihat bangunan ini saya sangat terkesima dengan banyak kata “wah”. Big Idea-nya keren. Hal itu diterjemahkan dalam penataan yang rapi, pemilihan tanamannya yang (menurut saya) pas, ukiran-ukirannya jawa timur banget dan setting gedung serbaguna persis di bawah monumen (bawah tanah) yang kreatif.
Selain itu semua, keberanian untuk meng-copy paste ikon kota yang sudah dipunyai oleh kota lain tentu saja hal yang luar biasa. Terutama membayangkan biaya mahal yang harus dikeluarkan untuk merealisasikan ini semua ketika rancangan ini pertama kali dipikirkan.
Tujuan berdirinya monumen ini adalah untuk menggerakkan roda perekonomian Kediri, sehingga rakyat disekitarnya dapat maju secara finansial. Bangunan yang menjadi ikon kota Kediri ini ada pada persimpangan 5 arah, yaitu ke Pesantren, Gurah, Pagu, Pare dan arah kota Kediri. Jarak dari kota sendiri sekitar 6 kilometer, namun jika dihitung dari Bandara Juanda Surabaya mencapai 120 kilometer. Sekilas tampak seperti bangunan L’Arc de Triomphe, Paris. Monumen Simpang Lima Gumul ini menjadi bangunan pertama yang menyerupai landmark negara fashion tersebut. Jika Arc de Triomphe dibangun pada abad pertama untuk menghormati pahlawan yang bertempur hingga titik darah penghabisan saat Revolusi Perancis dan perang Napoleon. Maka Simpang Lima dibangun pada tahun 2003. Adanya bangunan ini karena ide dari Bupati Kediri, Bapak Sutrisno. Lokasi tepatnya barada di Desa Tugu Rejo, Kecamatan Ngasem, Kediri. Kabar lain juga mengatakan jika pembuatan ini didasari karena dahulu Raja Kediri abad XII ingin menyatukan lima daerah di Kabupaten Kediri. (jadiberita.com)

Karena Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) dikelilingi oleh jalan melingkar, maka tempat parkir di letakkan terpisah dari bangunan utama. Posisinya di luar jalan yang melingkari monumen tersebut. Yang membuat menarik adalah, dari lokasi parkir menuju monumen dibuat jalan underpass (bawah tanah). Berada disitu seakan-akan kita sedang berjalan pada akses jalan kaki seperti subway di Jepang. Di beberapa sisi dinding underpass tersebut di tempelkan tempat-tempat wisata terkenal di kediri. Bagi para wisatawan tentu hal ini sangat memanjakan untuk tambahan referensi.


Sepanjang bundaran, pohon sawit ditanam dengan jarak yang tertata rapi. Saya tidak tahu persis, ide ini memiliki arti apa. Namun bagi saya, ini salah satu sisi yang sangat menguatkan warna ke-indonesiaannya. Dikarenakan indonesia adalah produsen terbesar sawit di dunia.

Bagi anda yang membawa anak-anak tidak perlu khawatir jika anak anda akan kekurangan hiburan. Pemda Kediri menyiapkan mobil perpustakaan keliling yang bisa meminjamkan buku bacaan anak-anak.
Sementara anak anda sibuk dengan bacaannya, anda bisa berfoto ria meng-eksplor semua sisi Monumen SLG. Saya yakin akan menjadi pengalaman wisata yang mengasyikkan.

Yang punya niatan ke paris tapi belum cukup budgetnya, monggo lihat duplikatnya dulu di kediri….
Meniru atau mungkin bermaksud memparodikan suatu karya, kuwi yo kena-keno ae, ning yo aja banget – banget nggone njiplak, sing luwih kreatif po yo wis gak iso meneh to Paak pak, ide simpang 5 ne wis apik, nanging nganggo bentuk liyane seperti khas bangunan dari Kediri atau Jawa Timur atau Majapahit misalnya, opo utekke wis ga iso ngolah?? kuwi ngisinngisinke tenan, malah2 idene seko Bupatine tan saya banget le katrok , ndeso alias telo dirageni sisan ae men dadi tape 👎🏿
LikeLike