Water Management yang baik di sebuah perkebunan sawit menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan produksi yang diinginkan. Fakta yang sering dijumpai adalah, ketika musim hujan stock air sangat berlimpah sehingga menyebakan banjir, sedangkan pada musim kemarau stock air sangat sedikit sehingga terjadi kekeringan dan kebakaran.
Water management diharapkan dapat menyeimbangkan stock air pada kedua musim tersebut. Sehingga, paling tidak ketika musim hujan air tidak terlalu berlebihan dan ketika musim kering air tidak terlalu kekurangan.
Pengaturan air pada musim hujan bisa menggunakan pintu air, pompa, tanggul dan parit outlet, parit fiel drain, dll. Mengenai hal ini akan saya bahas dalam judul yang berbeda. Sedangkan untuk menjaga kondisi air di musim kering umumnya digunakan over flow / stop blok.
Pada musim kering, air di parit atau outlet harus tetap terjaga minimal 50 cm dari permukaan tanah. Banyak perusahaan sawit menggunakan standar ini. Tujuannya, pertama : agar akar sawit dapat tetap menjangkau air. Kedua : agar dinding parit tidak mudah longsor (terutama di daerah gambut).

Stop Blok dikategorikan menjadi 2 jenis. Stop Blok Permanen dan Non Permanen
- Stop Blok Permanen
Dibuat dari campuran beton atau pasangan batu kali. Diisyaratkan tidak dibangun pada aliran permanen. Ukuran parit maksimal 2×2 m

- Stop Blok Non Permanen
Bisa dibuat dari papan, timbunan tanah atau susunan karung yang diisi tanah. Untuk daerah gambut harus juga dianalisa kemungkinan air merembes lewat samping atau bawah stop blok.


[…] Baca Juga : Rekayasa Water Management dengan Stop Blok / Overflow […]
LikeLike
[…] bangpohan.com/2016/05/01/stop-blok-over-flow/ […]
LikeLike